Sarasehan Inspirasi Toleransi Dari Jawa Timur untuk Indonesia
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, dengan beragam suku, budaya, dan agama hidup berdampingan dalam satu tanah air. Di tengah keberagaman ini, toleransi menjadi kunci utama untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian. Salah satu contoh nyata bagaimana toleransi bisa tumbuh subur adalah di Kelurahan Harmoni, atau yang kerap disebut Dera, sebuah kawasan yang menjadi simbol kehidupan beragama yang damai.
Kelurahan Harmoni: Potret Kerukunan yang Nyata
Di Dera, masyarakat dari berbagai latar belakang agama hidup berdampingan secara harmonis. Masjid, gereja, vihara, dan pura berdiri berdampingan tanpa gesekan. Masyarakatnya saling menghormati hari besar keagamaan masing-masing, bahkan saling membantu dalam kegiatan keagamaan maupun sosial. Inilah contoh konkret bahwa kerukunan umat beragama bukan sekadar wacana, tapi bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi sebagai Sarana Dokumentasi dan Inspirasi
Literasi memegang peran penting dalam mendokumentasikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan. Dengan menulis, masyarakat bisa merekam praktik baik yang terjadi di sekitar mereka. Tulisan-tulisan ini bukan hanya menjadi arsip sejarah lokal, tapi juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Semakin banyak kisah positif yang dibagikan, semakin luas pula semangat toleransi menyebar.
Di era digital saat ini, blog, media sosial, dan platform literasi lainnya menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan nilai-nilai perdamaian. Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tapi juga tentang membangun kesadaran kritis dan rasa empati terhadap perbedaan.
Peran KUB Jawa Timur: Mewarnai Indonesia dengan Kerukunan
Kelompok Kerja Kerukunan Umat Beragama (KUB) Jawa Timur turut andil besar dalam memperkuat fondasi toleransi di wilayahnya.
KUB tidak hanya bekerja pada level masyarakat umum, tetapi juga menjangkau sekolah-sekolah dan generasi muda, memastikan nilai toleransi tertanam sejak dini.
Sekolah sebagai Model Kerukunan Umat Beragama
Sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, sekolah bisa menjadi model kerukunan umat beragama melalui:
-
Pendidikan multikultural: Mengajarkan nilai-nilai kebhinekaan dan saling menghargai.
-
Kegiatan lintas agama: Seperti diskusi bersama, kunjungan ke rumah ibadah, dan kegiatan sosial bersama siswa dari berbagai agama.
Dengan menjadikan sekolah sebagai tempat yang aman, inklusif, dan penuh toleransi, generasi masa depan Indonesia akan tumbuh menjadi individu yang siap menjaga persatuan dalam perbedaan.
Kerukunan umat beragama bukan hanya tanggung jawab tokoh agama atau pemerintah, tapi juga menjadi tugas bersama seluruh elemen masyarakat. Dera atau Kelurahan