Kondisi Literasi Di Indonesia
Menuju Jakarta kota Global warga Jakarta perlu pendidikan yang berkualitas. Peran serta sekolah sangat penting. Sekolah sebagai ujung tombak harus menggerakkan anak didiknya untuk gemar membaca sebagai jalan meningkatkan literasi di negeri ini.
1. Peringkat literasi Masih Rendah
Menurut beberapa survei internasional:
-
PISA (Programme for International Student Assessment) oleh OECD (2018) menunjukkan bahwa skor literasi membaca pelajar Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara yang disurvei.
-
Skor tersebut menandakan banyak siswa di Indonesia kesulitan memahami bacaan, menarik kesimpulan, atau menganalisis informasi tertulis.
2. Minat Baca yang Rendah
-
UNESCO pernah menyebut tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 — artinya dari 1.000 orang, hanya 1 orang yang gemar membaca (catatan: ini sering dikutip, tapi angka aslinya sering diperdebatkan).
-
Banyak masyarakat lebih memilih konsumsi media visual seperti video dibanding membaca buku atau artikel panjang.
3. Faktor Penyebab Rendahnya Literasi
Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
-
Akses terhadap bahan bacaan yang terbatas, terutama di daerah terpencil.
-
Kebiasaan membaca yang belum ditanamkan sejak dini.
-
Kualitas pendidikan dan guru yang belum merata.
-
Ketergantungan pada media sosial, yang cenderung mempercepat alih perhatian dan menurunkan kemampuan membaca mendalam.
4. Upaya Peningkatan Literasi
Pemerintah dan berbagai lembaga sudah melakukan beberapa langkah:
-
Gerakan Literasi Nasional (GLN) sejak 2016.
-
Pembangunan perpustakaan desa, taman bacaan masyarakat, dan program donasi buku.
-
Integrasi literasi dalam kurikulum Merdeka Belajar.
-
Pemanfaatan platform digital literasi seperti Rumah Belajar, Buku Sekolah Elektronik (BSE), dan lainnya.
5. Peran Masyarakat dan Komunitas
-
Komunitas seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM), gerakan donasi buku, dan literasi digital telah menjadi elemen penting untuk menjembatani kesenjangan.
-
Banyak tokoh muda, influencer, dan pegiat literasi memanfaatkan media sosial untuk mempopulerkan kegiatan membaca.
Meskipun Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal literasi, ada harapan besar dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya membaca dan menulis. Dukungan dari semua pihak — pemerintah, guru, orang tua, media, dan komunitas — sangat penting untuk menciptakan budaya literasi yang kuat dan berkelanjutan.
0 Komentar:
Posting Komentar
<< Beranda