Social Icons

http://www.youtube.com/user/MrEdysiswanto?

Minggu, Desember 26, 2010

PORKAB MAGETAN DIGELAR

Pembukaan digelar tanggal 23 Desaember 2010 disuguhi Terjun Payung dari Lanud Iswahyudi yang sangat indah dan menarik.
Dengan diadakannya PORKAB tiap empat tahun sekali akan menggugah semangat para pimpinan untuk menggerakkan pembinaan para atletnya sedini mungkin. Baik dari sekolah maupun masyarakat dapat membina para generasi untuk gemar berolah raga.
Saat ini para generasi muda tidak begitu menyukai olah raga dikarenakan perkembangan teknologi yang luar biasa sehingga mereka sibuk dengan teknologi yang ada. Dengan adanya telepon genggam dan kemudahan dalam berkomunikasi baik lewat dari darat maupu udara anak sekarang malas untuk belajar dan berolah raga.
Kondisi sekarang berbeda dengan jaman dulu yang sulit untuk berkomunikasi apalagi lewat udara.
Mudah-mudahan dengan adanya Porkab ini dapat menyemarakkan olah raga di kalangan para genersi muda.
Sukses Porkab Magetan

Senin, Desember 20, 2010

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui 20 Paket Soal UAN

Sudah lama penulis mengharapkan kualitas pendidikan dengan sungguh-sungguh. Kualitas sekolah selama ini masih terasa semu, jika melihanya melalui hasil UAN. Mengapa demikian, karena hasil tersebut masih diragukan keasliannya. Banyak usaha baik dari siswa, guru dan kepala sekolah maupun yang lain untuk meluluskan semua siswa, bahkan adan sekolah yang diharuskan mengulang semuanya gara-gara kecurangan dalam pelaksaksanaan UAN.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka jika betul melaksanakan UAN dengan 20 paket soal, maka dijamin hasil UAN 99,9 % halal, jujur dan murni.
Jika UAN jujur baru, hasil UAN dapat dipergunakan untuk mengukur kualitas pendidikan. Bahkan hasilnya tanpa diragukan dapat untuk melanjutkan di jenjang berikutnya, baik di tingkat SMU/MA dan Perguruan Tinggi.
Semoga usaha ini mencerahkan kehidupan bangsa.

Rabu, Desember 08, 2010

Perang Kualitas Pendidikan Ditabuh

Oleh: Drs. Edy Siswanto, M.Pd.

SMPN 1 TAKERAN - MAGETAN

Perang kualitas pendidikan telah dimulai. Kemenag telah memukul genderang untuk mengajak duel dalam menngkatkan kualitas pendidikan. Dengan jargon “ say tidak pernah belajar di sekolah umum” maka jargon ini perlu disikapi positif oleh pihak kemendiknas. Kemenag telah maju selangkah untuk membuktikan bahwa mereka saat ini perlu kita acungi jempol dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.

Kenyataannya saat ini pergeseran pola pikir orang tua telah berubah dengan ditunjukannya animo orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Madarasah. Hal itu dipicu oleh kemerosotan generasi saat ini yang cenderung menciderai etika moral yang mestinya harus kita lestarikan.

Kondisi ini yang membuat para orang tua mulai melirik pada sekolah madarasah. Disitu jelas memberi porsi lebih di bidang keagamaan, sehingga orang tua berpikir sederhana untuk menyekolahkan anaknya di madarasah, dengan harapan anaknya mempunyai kelebihan dalam bidang keagamaan dengan demikaian moral dan tingkah lakunya tidak seperti jaman sekarang.

Pola pikir orang tua saat ini tidak salah, namun perlu diwaspadai bagi kemendiknas. Seandainya pendidikan di kemendiknas tidak memberikan perubahan dalam memberikan porsi dibidang keagamaan akan mengalami penurunan yang tajam dalam mendapatkan peserta didik baru. Saat ini sudah banyak para orang tua dan peserta didik yang beralih ke madarasah terutama di daerah pinggiran.

Madarasah memang masih terkesan sekolah pinggiran atau tradisional, namun dengan usaha yang keras kemungkinan besar suatu saat nanti akan menggeser kedudukan sekolah yang ada di kemendiknas.

Sebenarnya kalau kita telusuri dengan seksama, kualitas pendidikan di madarasah masih jauh tertinggal dengan pendidikan di kemendiknas. Rintisan yang dilakukan oleh Kemendiknas dalam mengelola pendidikan lebih maju. Contohnya Sekolah yang berstandar Internasional dan yang berstandar Nasional lebih dulu dan lebih banyak, sedangkan madarasah belum ada. Sehingga baik dari sarana dan prasarana lebih memadai dari pada sekolah madarasah. Dari faktor tenaga pendidiknnyapun lebih potensial dari madarasah sehingga kualitas pendidikan di kemendiknas saat ini masih lebih berkualitas.

Sebaiknya pendidikan di kemendiknas harus mulai berubah untuk memberikan porsi lebih di bidang keagamaan. Kita harus introspeksi bahwa pendidikan tidak hanya mengahasilkan anak yang pandai saja namun harus disertai pendidikan emosioal dan spiritual yang seimbang. Kenyataan yang saat ini kita rasakan bahwa pendidikan kita gagal.

Pemerntah saat ini baru merasakan bagaimana hasil pendidikan yang kurang memperhatikan bidang emosional dan spiritual, sehingga pemerintah memberikan perlunya pendidikan karakter.

Pendidikan karakter pada intinya memberikan bekal pada anak untuk meadi pribadi yang baik dengan penuh kejujuran dan keikhlasan untuk meraih prestasi.

Semoga antara kemenag dan kemendiknas dapat duduk bersama untuk menggabungkan materi pendidikan demi bangsa dan negara yang kita cintai ini.