[Jawa Pos, Sabtu, 24 Oktober 2009 ]
Mendiknas Rencanakan Hapus Ujian Masuk PTN
JAKARTA - Hanya 24 jam setelah dilantik, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh merancang sejumlah gebrakan. Salah satu rencana yang segera direalisasikan dalam 100 hari pertama adalah menghapuskan tes masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Nuh merancang untuk mengintegrasikan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dengan hasil ujian akhir secara nasional di tingkat SMA dan sederajat.
''Apakah nilai seperti ujian nasional (unas) tidak bisa dipakai untuk tes masuk PTN? Kalau memang bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit dengan ada tes lagi?'' tegas Nuh ketika ditemui di kantornya kemarin (23/10). Ke depan, lanjut dia, nilai unas diintegrasikan dengan jenjang sebelumnya. Sebab, nilai unas mulai SD hingga SMP sudah terintegrasi untuk tes masuk ke jenjang berikutnya.
Mendiknas mengatakan, upaya mengintegrasikan hasil unas sebagai syarat masuk ke jenjang pendidikan berikutnya hingga PTN merupakan esensi untuk membangun pendidikan secara utuh. ''Selama ini, PTN masih menggunakan tes masuk secara nasional,'' kata mantan Menkominfo itu.
Namun, dia belum menetapkan target kapan hasil unas direalisasikan untuk menjadi syarat masuk PTN. Menurut dia, hal tersebut masih dibicarakan lebih lanjut dengan para rektor PTN. ''Meski demikian, arahnya tetap ke sana. Agar tidak ada lagi yang sia-sia dan buang-buang biaya hanya untuk masuk PTN,'' imbuh mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Dia berharap, kebijakan tersebut bisa mengurangi terjadinya kesenjangan kualitas antara daerah satu dan daerah lain. Nuh juga menargetkan perbaikan infrastruktur sekolah pada 100 hari pertama. ''Pada 100 hari pertama, saya akan memulai perbaikan sekolah rusak atau bocor,'' katanya.
Selain dua program itu, dia akan melakukan sejumlah hal. Di antaranya, melanjutkan program pendidikan 2009 yang belum tuntas dan telah ditetapkan pada menteri sebelumnya. Kemudian, mengembangkan program sesuai kontrak kinerja yang telah ditandatanganinya di hadapan Presiden SBY. Target utama yang ingin dicapai adalah perbaikan infrastruktur gedung-gedung sekolah sehingga tidak ada lagi siswa yang belajar di sekolah rusak atau bocor saat hujan.
Dia menargetkan penyelesaian perbaikan infrastruktur bangunan sekolah di seluruh Indonesia rampung pada 2010. (zul/oki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar