Oleh: Drs. Edy Siswanto, M.Pd.
SMPN 1 TAKERAN - MAGETAN
Perang kualitas pendidikan telah dimulai. Kemenag telah memukul genderang untuk mengajak duel dalam menngkatkan kualitas pendidikan. Dengan jargon “ say tidak pernah belajar di sekolah umum” maka jargon ini perlu disikapi positif oleh pihak kemendiknas. Kemenag telah maju selangkah untuk membuktikan bahwa mereka saat ini perlu kita acungi jempol dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Kenyataannya saat ini pergeseran pola pikir orang tua telah berubah dengan ditunjukannya animo orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Madarasah. Hal itu dipicu oleh kemerosotan generasi saat ini yang cenderung menciderai etika moral yang mestinya harus kita lestarikan.
Kondisi ini yang membuat para orang tua mulai melirik pada sekolah madarasah. Disitu jelas memberi porsi lebih di bidang keagamaan, sehingga orang tua berpikir sederhana untuk menyekolahkan anaknya di madarasah, dengan harapan anaknya mempunyai kelebihan dalam bidang keagamaan dengan demikaian moral dan tingkah lakunya tidak seperti jaman sekarang.
Pola pikir orang tua saat ini tidak salah, namun perlu diwaspadai bagi kemendiknas. Seandainya pendidikan di kemendiknas tidak memberikan perubahan dalam memberikan porsi dibidang keagamaan akan mengalami penurunan yang tajam dalam mendapatkan peserta didik baru. Saat ini sudah banyak para orang tua dan peserta didik yang beralih ke madarasah terutama di daerah pinggiran.
Madarasah memang masih terkesan sekolah pinggiran atau tradisional, namun dengan usaha yang keras kemungkinan besar suatu saat nanti akan menggeser kedudukan sekolah yang ada di kemendiknas.
Sebenarnya kalau kita telusuri dengan seksama, kualitas pendidikan di madarasah masih jauh tertinggal dengan pendidikan di kemendiknas. Rintisan yang dilakukan oleh Kemendiknas dalam mengelola pendidikan lebih maju. Contohnya Sekolah yang berstandar Internasional dan yang berstandar Nasional lebih dulu dan lebih banyak, sedangkan madarasah belum ada. Sehingga baik dari sarana dan prasarana lebih memadai dari pada sekolah madarasah. Dari faktor tenaga pendidiknnyapun lebih potensial dari madarasah sehingga kualitas pendidikan di kemendiknas saat ini masih lebih berkualitas.
Sebaiknya pendidikan di kemendiknas harus mulai berubah untuk memberikan porsi lebih di bidang keagamaan. Kita harus introspeksi bahwa pendidikan tidak hanya mengahasilkan anak yang pandai saja namun harus disertai pendidikan emosioal dan spiritual yang seimbang. Kenyataan yang saat ini kita rasakan bahwa pendidikan kita gagal.
Pemerntah saat ini baru merasakan bagaimana hasil pendidikan yang kurang memperhatikan bidang emosional dan spiritual, sehingga pemerintah memberikan perlunya pendidikan karakter.
Pendidikan karakter pada intinya memberikan bekal pada anak untuk meadi pribadi yang baik dengan penuh kejujuran dan keikhlasan untuk meraih prestasi.
Semoga antara kemenag dan kemendiknas dapat duduk bersama untuk menggabungkan materi pendidikan demi bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar