Setiap hari kita disuguhi berita yang sangat luar biasa dengan "Sekolah Gratis" sampai sampai ada berita kalau ada sekolah yang menarik dana mohon dilaporkan polisi. hal ini akan menambah problema pendidikan di negeri ini.
Pendidikan gratis merupakan impian setiap warga negara. Semua berharap generasi kita minimal mengenyam pendidikan dasar 9 tahun atau setarap SMP. Sebagai warga negara kami mengharapkan grtis pendidikan tidak hanya sampai setingkat SLTP/SMP namun bisa ke jenjang SLTA/SMU. Berarti sumber daya manusia kita minimal sudah mengenyam pendidikan 12 tahun.
REALIS. Pada kenyataannya pendidikan greatis belum bisa kita terapkan di sekolah. Banyak oarang hanya melihat dari segi pembelajaran yang minimal. Seperti peserta didik diceramahi oleh guru dan mencatat serta dihapalkan selesailah sudah. Mereka para orang tua mempunyai pengalaman yang sangat sederhana tentang pembelajaran. Ketika mereka belajar dari tingkat SD sampai SMA sederajat hanya mendapati guru ceramah, murid mendengarkan dan mencatat serta ditagih ulangan selesai sudah. Kalau hal itu kondisinya, maka BOS akan menggratiskan sekolah secara menyeluruh. sekolah betul-betul gratis dan tidak ada tarikan sepersenpun kepada orang tua. Hal itupun kondisi sekolah sudah mempunyai standar sarana yang cukup. Seperti lapangan bolla volley, tenis meja, basket dan yang lain sudah ada sebelumnya, namun kalau sekolah belum mempunyai sarana yang cukup maka mustahil sekolah akan gratis.
Sekolah gratis hanya diperuntukkan kepada keluarga yang kurang mampu. Bagi mereka tidak hanya grtais biaya operasional sekolah, namun kalau bisa sampai seragam dan buku-bukunya harus gratis. Sedangkan yang kaya jangan mengaharpakan gratis, kalau pendidikan mau maju berkualitas. Pendidikan berkualitas butuh dana yang banyak, sedangkan dana BOS tidak mencukupinya. Apakah Kekurangn dana itu kita biarkan dan menyesuaikan dengan dana yang ada? Bagi dunia pendidikan akan terjadi dua langkah yaitu: a. Pasrah b. Berubah.
menambah biaya operasional sekolah.
Maka hasil pendidikan akan apa adanya tidak
Pendidikan gratis merupakan impian setiap warga negara. Semua berharap generasi kita minimal mengenyam pendidikan dasar 9 tahun atau setarap SMP. Sebagai warga negara kami mengharapkan grtis pendidikan tidak hanya sampai setingkat SLTP/SMP namun bisa ke jenjang SLTA/SMU. Berarti sumber daya manusia kita minimal sudah mengenyam pendidikan 12 tahun.
REALIS. Pada kenyataannya pendidikan greatis belum bisa kita terapkan di sekolah. Banyak oarang hanya melihat dari segi pembelajaran yang minimal. Seperti peserta didik diceramahi oleh guru dan mencatat serta dihapalkan selesailah sudah. Mereka para orang tua mempunyai pengalaman yang sangat sederhana tentang pembelajaran. Ketika mereka belajar dari tingkat SD sampai SMA sederajat hanya mendapati guru ceramah, murid mendengarkan dan mencatat serta ditagih ulangan selesai sudah. Kalau hal itu kondisinya, maka BOS akan menggratiskan sekolah secara menyeluruh. sekolah betul-betul gratis dan tidak ada tarikan sepersenpun kepada orang tua. Hal itupun kondisi sekolah sudah mempunyai standar sarana yang cukup. Seperti lapangan bolla volley, tenis meja, basket dan yang lain sudah ada sebelumnya, namun kalau sekolah belum mempunyai sarana yang cukup maka mustahil sekolah akan gratis.
Sekolah gratis hanya diperuntukkan kepada keluarga yang kurang mampu. Bagi mereka tidak hanya grtais biaya operasional sekolah, namun kalau bisa sampai seragam dan buku-bukunya harus gratis. Sedangkan yang kaya jangan mengaharpakan gratis, kalau pendidikan mau maju berkualitas. Pendidikan berkualitas butuh dana yang banyak, sedangkan dana BOS tidak mencukupinya. Apakah Kekurangn dana itu kita biarkan dan menyesuaikan dengan dana yang ada? Bagi dunia pendidikan akan terjadi dua langkah yaitu: a. Pasrah b. Berubah.
a. Pasrah. berarti semua program sekolah akan menyesuaikan dengan dana yang ada.
Pendidikan seperti ini tidak akan maju apalagi meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolahnya.
b. Berubah. Sekolah ini orientasinya adalah kualitas. Berarti sekolah ini akan mempunyai banyak program dan tentunya dananyapun akan mengikutinya. Dana bukan masalah seandainya dana BOS kurang kepala sekolah dan komite wajib mencarikannya. Sekolah yang demikian ini juga benar adanya karena sekolah sudah menerapkan menejemen berbasis sekolah. Sehingga yang tahu kebutuhan sekolah adalah skolah bersama komite, sehingga kekurangna dana akan dicukupi oleh komite sekolah.Pendidikan seperti ini tidak akan maju apalagi meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolahnya.
menambah biaya operasional sekolah.
Maka hasil pendidikan akan apa adanya tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar