Ketika Surga Menyambut dengan Minuman dan Buah Pilihan

 




Pengajian Rutin Ahad Pagi Masjid Firdaus Madiun 

Renungan dari Surat Al-Waqi‘ah Ayat 18–21

Surat Al-Waqi‘ah dikenal sebagai surah yang menggambarkan keadaan manusia setelah hari kebangkitan—siapa yang akan dimuliakan dan siapa yang akan merugi. Di antara ayat-ayatnya, terdapat bagian yang begitu lembut dan menenangkan, menggambarkan keindahan surga yang disediakan bagi hamba-hamba yang didekatkan kepada Allah (al-muqarrabūn).

🌿 Minuman dari Mata Air yang Suci (Ayat 18–19)

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ
“(Yaitu) dari mata air yang diminum oleh orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).”

لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنزِفُونَ
“Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk.”

Minuman surgawi ini berbeda dengan minuman duniawi. Di dunia, minuman bisa membuat seseorang mabuk, pusing, atau kehilangan kendali. Namun di surga, minuman itu menenangkan hati dan menyegarkan jiwa, tanpa efek buruk sedikit pun.

Air itu berasal dari mata air khusus, yang hanya bisa diminum oleh para hamba pilihan Allah — mereka yang hatinya bersih, amalnya tulus, dan kehidupannya dipenuhi dengan ketaatan.
Minuman ini bukan sekadar simbol kenikmatan, tetapi juga lambang kedekatan dan penghormatan dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh.

🍇 Buah dan Daging Burung dari Apa yang Mereka Inginkan (Ayat 20–21)

وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih.”

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
“Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.”

Allah menggambarkan bahwa di surga, penghuni akan menikmati buah-buahan lezat yang dapat mereka pilih sesuka hati. Tidak ada batasan, tidak ada kekurangan — semua tersedia dengan sempurna.

Mereka juga akan disuguhkan daging burung yang mereka sukai, lembut, lezat, dan disajikan dengan cara yang indah. Gambaran ini menunjukkan kebebasan dan kemuliaan penuh bagi penghuni surga, di mana setiap keinginan mereka dikabulkan tanpa rasa jemu.

🌷 Pesan Spiritual

Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa kenikmatan sejati bukanlah di dunia, melainkan di sisi Allah. Dunia hanya tempat singgah, sementara surga adalah tempat tinggal abadi bagi orang beriman.

Maka, siapa pun yang mendambakan minuman dari mata air suci itu dan ingin memilih buah surga dengan tangan sendiri, hendaklah ia menjaga iman, amal saleh, dan keikhlasan di dunia.

Karena surga bukan sekadar tempat yang indah —
tapi bukti kasih sayang Allah kepada hamba yang setia.


Komentar