Ternyata Masih Banyak Guru yang Takut Murid?
🖊️ Oleh: Edy Siswanto
Pegiat Literasi
Masih adakah guru yang takut dengan anak didiknya? Jawabannya: masih ada. Mungkin ini terdengar ironis di tengah tuntutan zaman yang serba maju, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fenomena guru takut murid masih menjadi realita.
Coba perhatikan sejenak: ketika bel masuk sekolah sudah berbunyi namun masih banyak siswa berkeliaran di luar kelas, dan guru membiarkannya begitu sajab itu sudah pertanda awal. Atau saat suasana kelas ramai bukan karena diskusi atau aktivitas belajar, melainkan karena siswa berbicara seenaknya, dan guru membiarkan tanpa tindakan itu juga termasuk kategori guru takut murid.
Lebih jauh lagi, ketika siswa melanggar tata tertib sekolah dan guru enggan memberi teguran karena khawatir menyinggung atau tidak ingin berurusan lebih jauh, maka guru itu sedang menghindari tanggung jawab. Bahkan, lebih parah, ketika seorang guru menjadi pengawas ujian namun membiarkan peserta didik mencontek tanpa peringatan, berarti ia telah menanggalkan integritas dan martabat pendidik.
Pernahkah kita mendengar cerita siswa yang saat melihat jadwal ujian bukan melihat mata pelajaran apa yang akan diujikan, tetapi melihat siapa guru yang menjadi pengawasnya? Lalu ketika mereka melihat guru yang mereka anggap "lembek" "tidak mau mengingatkan" , mereka bersorak, “Yes..! Yes..!” Inilah ironi pendidikan kita. Tanda bahwa sebagian siswa telah membaca celah kelemahan gurunya sendiri.
Ketika Guru Memilih Zona Nyaman
Banyak guru saat ini enggan bertindak tegas. Mereka lebih memilih zona nyaman, menghindari konflik, dan tidak ingin menanggung risiko sosial. Mereka tidak mau bermasalah dengan orang tua murid, dinas, atau lingkungan. Akibatnya, mereka menjaga jarak, tidak berani masuk lebih dalam ke kehidupan anak didik mereka.
Guru yang demikian hanya menjadi pemberi materi, bukan pembawa makna. Dunia mereka sempit, hanya sebatas papan tulis dan buku pelajaran, bukan sebagai penerang dalam kegelapan hidup siswa. Padahal, seorang guru sejati adalah mereka yang menjadi sumber kehidupan bagi murid-muridnya. Mereka yang hadir tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan teladan, keberanian, dan ketulusan.
Guru Hebat Bukan Sekadar Pengajar
Guru hebat bukan sekadar pengajar di ruang kelas. Mereka adalah pelita, lentera, yang membawa cahaya bagi murid-muridnya di setiap langkah kehidupan. Di manapun dan kapanpun, guru sejati selalu memberi inspirasi dan pembelajaran. Karena sejatinya, belajar itu tanpa batas.
Setiap pengalaman hidup bisa menjadi pelajaran. Setiap kesalahan adalah kesempatan untuk tumbuh memperbaikinya. Dan guru hadir di tengah semua itu menjadi jembatan antara kebodohan dan kebijaksanaan, antara kegelapan dan cahaya.
Jadi, ketika ada guru yang takut kepada murid, sesungguhnya itu adalah cerminan bahwa guru tersebut sedang kekurangan ilmu dan keberanian. Guru seperti ini lebih banyak menciptakan jarak daripada kedekatan, dan tentu saja berdampak pada keberhasilan muridnya.
Bagaimana murid bisa berhasil, jika gurunya sendiri tidak percaya diri?
Mari Berbenah
Untuk para guru di seluruh negeri: mari berbenah. Jangan takut kepada murid. Jadilah sosok yang berani, tegas, dan penuh kasih. Hadirlah sebagai pribadi utuh yang tidak hanya memberi pelajaran, tetapi juga menjadi pembelajaran itu sendiri.
Ingat, menjadi guru bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang menginspirasi dan memanusiakan manusia.

Komentar