Guru Lebih dari Sekadar Pengajar
Guru adalah penyampai ilmu sekaligus pendidik peradaban. Dari lisan, keteladanan, dan bimbingan seorang guru, lahir perubahan dalam diri anak didik: mulai dari pola pikir, sikap, hingga karakter yang akan menentukan masa depan mereka.
Jika seorang guru hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran, ia bisa diibaratkan sebagai kuli ilmu atau tukang ajar. Maka wajar bila penghargaan yang diberikan kepadanya setara dengan upah minimum regional (UMR), karena pekerjaannya hanya bersifat teknis, tanpa menyentuh sisi terdalam murid.
Guru Sejati Mendidik dengan Hati
Namun, guru sejati bukan hanya mengajar, tetapi mendidik dengan hati. Ia bukan sekadar mengisi otak, melainkan juga menanamkan nilai, membentuk akhlak, dan mengarahkan anak didiknya agar menjadi manusia berkarakter.
Guru sejati mempersiapkan muridnya agar:
- Memiliki sikap yang baik dalam pergaulan.
- Mempunyai karakter tangguh menghadapi tantangan zaman.
- Mencapai kebahagiaan dunia dengan ilmu yang bermanfaat.
- Meraih kebahagiaan akhirat dengan akhlak yang mulia.
Peran guru semacam ini tidak bisa diukur dengan angka. Nilainya tak ternilai karena menyangkut perubahan peradaban dan masa depan generasi.
Gaji Guru Sejati Harus Tinggi
Kalau guru hanya mengajar, gajinya setara dengan upah minimum. Tetapi ketika guru mendidik dengan hati, mempersiapkan murid sukses di dunia sekaligus selamat di akhirat, maka gaji 20 juta, 30 juta, bahkan 50 juta per bulan sangat layak diberikan.
Mengapa?
- Karena guru sejati mempersiapkan masa depan bangsa.
- Karena mereka tidak hanya membentuk kepintaran, tetapi juga membentuk karakter dan akhlak.
- Karena mereka menuntun murid agar tidak sekadar hidup sukses, tetapi juga hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Guru adalah arsitek peradaban. Tanpa guru yang mendidik dengan hati, tidak akan lahir pemimpin jujur, dokter yang amanah, insinyur yang peduli, atau masyarakat yang beradab.
Penutup
Singkatnya, guru sejati adalah pendidik, bukan sekadar pengajar.
Guru yang mendidik dengan hati pantas dimuliakan dengan penghargaan dan gaji yang tinggi. Bahkan, gaji 50 juta per bulan sekalipun masih belum sebanding dengan nilai perjuangan mereka dalam membentuk generasi dan peradaban.
Muliakan guru, sejahterakan guru, karena di tangan mereka ada masa depan dunia dan akhirat anak-anak kita.
Komentar