Wajah Pendidikan Indonesia

Rabu, Juni 04, 2025

Mengapa Puasa Itu Sehat?

 Tinjauan dari Al-Qur’an, Hadits, dan Ilmu Kesehatan

Puasa adalah salah satu ibadah agung dalam Islam yang diwajibkan kepada umat Muslim di bulan Ramadan. Namun, hikmah puasa tidak hanya sebatas pada aspek spiritual. Dalam Al-Qur’an dan hadits, puasa disebut-sebut sebagai jalan menuju ketakwaan sekaligus kesehatan. Kini, ilmu pengetahuan modern pun menguatkan bahwa puasa memiliki banyak manfaat medis yang signifikan.

1. Tinjauan Al-Qur’an: Puasa dan Ketakwaan

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)

Ketakwaan yang dimaksud meliputi kontrol diri, disiplin, dan kemampuan menahan hawa nafsu. Dari sisi kesehatan, ini sangat berkaitan dengan pengendalian pola makan, stres, dan gaya hidup.

2. Tinjauan Hadits: Puasa sebagai Perisai dan Obat

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat."
(HR. Thabrani)

Dan juga:

"Puasa adalah perisai."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kata “perisai” menunjukkan bahwa puasa melindungi seseorang—baik dari sisi spiritual maupun fisik. Secara medis, ini mengarah pada perlindungan dari berbagai penyakit akibat pola makan berlebihan dan gaya hidup tidak sehat.

3. Tinjauan Ilmiah: Puasa dalam Perspektif Medis Modern

Dalam dunia kedokteran, puasa dikenal dengan istilah intermittent fasting atau puasa berkala. Banyak penelitian membuktikan bahwa metode ini memberikan manfaat luas bagi kesehatan tubuh dan otak. Berikut ini beberapa temuan ilmiahnya:

a. Detoksifikasi dan Regenerasi Sel

Saat seseorang berpuasa, tubuh memanfaatkan cadangan energi dan mulai membersihkan sel-sel yang rusak melalui proses autofagi. Proses ini merupakan sistem “pembersihan sel” alami yang menghilangkan komponen sel yang rusak—mencegah pertumbuhan sel abnormal seperti kanker.

b. Menurunkan Berat Badan dan Lemak Tubuh

Puasa membantu mengurangi asupan kalori dan meningkatkan pembakaran lemak. Hormon insulin turun saat puasa, memungkinkan tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Studi di New England Journal of Medicine (2019) menyebutkan bahwa intermittent fasting meningkatkan metabolisme dan mengurangi risiko obesitas, diabetes tipe 2, serta penyakit hati berlemak.

c. Menyeimbangkan Gula Darah dan Tekanan Darah

Puasa membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah. Tekanan darah pun cenderung turun karena tubuh berada dalam keadaan relaksasi hormonal saat berpuasa.

d. Kesehatan Otak dan Anti-Penuaan

Puasa merangsang pelepasan hormon BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor) yang mendukung kesehatan otak, memperkuat ingatan, dan mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

e. Menurunkan Risiko Penyakit Kronis

Puasa terbukti menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), trigliserida, dan peradangan dalam tubuh. Ini sangat bermanfaat untuk pencegahan penyakit jantung dan kanker.

4. Kesimpulan: Puasa sebagai Ibadah dan Terapi Kesehatan

Islam telah memberikan konsep hidup sehat jauh sebelum sains modern berkembang. Melalui Al-Qur’an dan hadits, umat Muslim diajarkan bahwa puasa bukan hanya bentuk ibadah dan pengendalian diri, tetapi juga sebuah sistem detoks alami, penguat imun, dan terapi preventif terhadap berbagai penyakit.

Puasa adalah contoh nyata bahwa ajaran Islam menyentuh seluruh aspek kehidupan—spiritual, emosional, dan fisik. Maka, menjalankan puasa dengan kesadaran dan ilmu akan menjadikannya lebih bermakna dan bermanfaat.

“Dan tidaklah Tuhanmu menciptakan sesuatu dengan sia-sia.”
(QS. Sad: 27)

.

Label: ,