Beban Kerja Guru Tak Bisa Diukur Waktu

Beban kerja guru adalah salah satu hal yang sering disalahpahami oleh banyak orang. Selama ini, profesi guru sering dinilai hanya dari jumlah jam mengajar di kelas. Padahal, kenyataannya beban kerja guru jauh lebih berat dan tidak bisa dihitung dengan standar waktu biasa.

Jika dibandingkan dengan profesi lain, mengajar satu jam pelajaran yang berdurasi 40 menit sesungguhnya setara dengan 2 sampai 3 jam kerja profesi lainnya. Mengapa demikian? Karena hasil dari proses belajar mengajar tidak bisa diukur secara langsung seperti menghitung produk di pabrik. Guru bekerja untuk membentuk karakter dan perilaku siswa, sesuatu yang membutuhkan waktu panjang dan kesabaran luar biasa.

Guru tidak hanya mengajar menggunakan kepala, tetapi juga dengan rasa, jiwa, dan raga. Setiap kali memasuki kelas, guru harus tampil seperti seorang artis yang siap ‘mentas’. Tidak cukup hanya menguasai materi, guru harus mempersiapkan penampilan yang menarik, intonasi suara yang mudah dipahami, perilaku yang bisa ditiru, serta kepribadian yang mampu menginspirasi. Semua itu membutuhkan persiapan fisik dan mental yang besar.

Mengajar bukan sekadar mentransfer ilmu. Guru memikul harapan besar agar anak didiknya mengalami perubahan dalam semua aspek: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Mereka berharap setiap siswa yang diajar bisa menjadi lebih baik, tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia.

Jika beban kerja guru hanya diukur dengan hitungan jam di absen, maka sesungguhnya itu adalah bentuk pembodohan sistemik. Guru akan diposisikan sebagai "kuli pendidikan" yang hanya dihargai dari kehadiran fisik, bukan dari profesionalisme dan dampak yang mereka hasilkan.

Sudah saatnya paradigma ini diubah. Menghargai profesi guru harus dengan ukuran yang lebih adil: seberapa besar mereka mampu memanusiakan manusia, bukan sekadar menghitung lamanya mereka berada di sekolah.


Komentar