Wajah Pendidikan Indonesia

Senin, April 28, 2025

Menteri Baru Guru Kembali Seperti Dulu


Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, kita mengenal istilah MGMP atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Sebuah forum penting tempat para guru berkumpul, berdiskusi, berbagi pengalaman, dan memperdalam pemahaman terhadap bidang keilmuannya masing-masing. MGMP menjadi salah satu kekuatan utama yang memperkaya wawasan guru dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Namun, seiring perkembangan zaman, kesibukan administratif, tuntutan kurikulum, dan berbagai beban pekerjaan membuat tradisi berharga ini mulai meredup. Kini, saat dunia bergerak cepat dengan inovasi teknologi dan perubahan sosial, sudah saatnya kita menghidupkan kembali semangat itu: satu hari dalam seminggu, para guru perlu didedikasikan untuk belajar.

Guru Adalah Pembelajar Seumur Hidup

Seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga harus terus belajar. Dalam Islam pun ditegaskan:

"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat."

Begitu juga dalam dunia pendidikan modern, guru dituntut menjadi pribadi yang adaptif, kreatif, dan inovatif. Tanpa semangat belajar yang berkelanjutan, guru akan tertinggal dari perkembangan zaman yang serba dinamis.

Maka, mengembalikan tradisi belajar sehari dalam seminggu bukan hanya kebutuhan, tetapi keharusan. Sehari itu bisa digunakan untuk:

  • Mengkaji teori dan praktik terbaru dalam pendidikan

  • Belajar teknologi pendidikan

  • Mendalami materi ajar

  • Berlatih strategi pembelajaran inovatif

Dari MGMP ke Gerakan Menulis Buku

Jika dahulu MGMP berfokus pada musyawarah dan berbagi ide, kini perlu ada penguatan gerakan literasi di kalangan guru. Salah satunya adalah mendorong setiap guru untuk menulis buku.

Mengapa harus menulis buku?

  • Meningkatkan literasi guru, sehingga berpikir lebih sistematis dan kritis

  • Mendokumentasikan pengalaman dan ilmu, menjadi warisan untuk generasi mendatang

  • Memberikan kontribusi pada dunia pendidikan, bukan hanya di kelas sendiri tetapi ke ruang yang lebih luas

  • Meningkatkan jenjang karir karena karya tulis kini menjadi bagian dari penilaian profesionalitas guru

Bayangkan, jika setiap guru di sekolah menulis minimal satu buku dalam setahun, betapa kayanya khazanah pendidikan kita!

Mengapa Ini Penting?

Saat ini dunia membutuhkan pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi agen perubahan. Guru harus menjadi contoh nyata pembelajar sepanjang hayat.

Revitalisasi MGMP dan gerakan menulis buku bukan sekadar proyek formalitas. Ini adalah bentuk investasi besar untuk:

  • Meningkatkan mutu pendidikan nasional

  • Menumbuhkan budaya literasi di sekolah

  • Membentuk karakter guru yang reflektif dan progresif

Mari kita kembali seperti dulu, menghidupkan kembali semangat musyawarah guru, menambah ilmu secara berkala, dan melangkah lebih jauh: setiap guru menjadi penulis. Dengan belajar sehari dalam seminggu dan membangun tradisi menulis, kita tidak hanya memperbaiki diri sendiri, tetapi juga menyiapkan generasi masa depan yang lebih cerdas, kritis, dan bermartabat.

"Guru yang terus belajar adalah guru yang akan terus dikenang dalam perubahan zaman."


Label: ,