Berangkat dari keinginan paling dalam semua warga sekolah untuk menjujurka UAN berbuah pengorbanan yang paling menyedihkan bagi mayarakat sekitar. Dengan tertinggalnya 22 siswa yang belum lulus membuat gerah semua pejabat dan para orang tua. Dari kejadian itu, bermunculan kritik dan pesan yang beraneka ragam. Ada acungan jempol dan acungan jari kelingking yang berarti merasa sinis terhadap SMPN 1 Takeran. Bagi yang tahu pendidikan banyak yang mengatakan bangga masih ada sekolah yang mengedepankan kejujuran dari pada harga diri, sedangkan bagi masyarakat biasa, sekolah yang paling banyak tidak lulus se Kabupaten Magetan merupakan sekolah yang paling jelek dan tak berkualitas.
Semua pendapat tersebut dapat menjadikan pompa dalam membangkittkan motivasi sekolah untuk mengejar kualitas pendidikan khususnya di SMPN 1 Takeran maupun sekolah di Kabupaten Magetan.
Senadainya UAN itu jujur, kemungkinan yang tidak lulus bisa mencapai 20 % lebih. Bahkan dimungkinkan ada sekolah yang 100% tidak lulus.
Mari kita renungkan...... Kapan kita akan mulai, kapan..........?? dan siapa lagi yang akan memulai ........kalau bukan kita, siapa.....................????????.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tidak ada program lain kecuali UAN jujur. Dengan disertai doa bersama yang sering dlakukakan baik bersama peserta didik maupun orang tua, diharapkan dapat memberikan motivasi untuk berpresasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar