Social Icons

http://www.youtube.com/user/MrEdysiswanto?

Jumat, November 14, 2008

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARI TEORI KONSTRUKSIVISTIK

PENDAHULUAN.
Penulis sudah berumur 44 tahun yang saat ini sedang belajar menambah ilmu untuk kemajuan diri khususnya dan kemajuan pendidikan pada umumnya. Dari sekian tahun sampai sekarang sistim pengajarannya masih relatif sama walaupun ada perubahan masih seputar pada media pembelajaran. Suasana dalam proses pembelajaran masih seperti yang dulu, yaitu guru masih menjadi centre of interest, anak masih terkondisikan sebagai tong yang harus diisi penuh sesuai dengan program yang ada.
Banyak guru yang enggan menambah ilmu, pasrah seakan sudah nasibnya begini, mati tak enak hiduppun enggan menikmatinya. Dengan menggunakan pendekatan konstruksivistik nampaknya hasil pembelajaran akan menjadi menarik serta anak menyadari akan tanggung jawabnya masing-masing belajar tanpa disuruh dan disiplin tanpa diawasi.

IMPLEMENTASI TEORI KONSTRUKSIVISTIK.
1. Guru.
Guru harus menyenangkan bagaikan artis yang selalu dinanti kehadirannya, sedangkan kepergiannya sangat disayangkan.

Guru harus bisa melayani anak didik dengan baik sehingga anak betul-betul menikmati proses belajar.

Guru bersama anak membangun suasana yang harmonis, anak seakan bermain namun substansinya belajar. Belajar tumbuh dari dalam anak bukan karena paksaan. Mereka menikmati apa yang mereka pelajari, sehingga dia tidak terasa kalau waktu sudah berjalan lama.
.
Guru harus bisa mempossikan dirinya sebagai pelayan untuk bersama belajar mencapai apa yang dinginkan.

2. Siswa
Kebebasan murid untuk mengemukakan pendapat sangat terbuka. Pebelajar sangat menikmati proses belajar, karena motivasi dari dalam diri anak.
Siswa diajak membangun keyakinan akan kemampuan diri.
Siswa diaja membangun kesepakatan, kebijakan, prosedur dna aturan bersama.
3. Sekolah
Sekolah harus bisa membuat anak senang, ”Sekolah bagaikan Ikan di dalam Air bukannya seperti Burang di dalam Sangkar”, sehingga anak masuk sekolah bagaikan rumahnya sendiri.
Jadikan ”Sekolahku ya Rumahku dan juga Sorgaku”.
4. Metode
Bagaimana seorang guru bisa menghepnotis siswanya, sehingga setiap kedatangannya sangat dinanti muridnya.
Bawalah dunia siswa ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia siswa, semakin jauh guru memasuki siswa semakin jauh pengaruh yang dapat anda berikab kepada mereka.

Mengupas pendidikan bagaikan perkembangan teknologi yang tidak mau berhenti di tengah perjalanan. Kemajuan dunia akan berdampak pada perubahan kurikulum. Kurikulum akan selalu berubah sesuai dengan tututan jaman, bahkan kalau bisa lebih maju dari perkembangan ilmu dan teknologi.
Sekarang sudah bukan jamannya untuk belajar seperti jaman feodal. Jaman yang selalu menjadikan guru serba tahu dan menjadikan monster yang ditakuti siswa. Siswa dijadikan obyek yang setiap saat bisa dibentuk sesuai dengan keinginan guru.
Suasana pembelajaran yang telah dicanangkan dengan istilah PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) merupakan sebagian perujudan dari teori konstruksivistik. Situasi bebas, santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan membuat anak betah untuk diajak belajar bersama.

Kesimpulan
Pembelajaran yang selalu minta petunjuk yang berarti selalu dikomando dari atas ke bawah, sudah mestinya harus ditinggalkan.
Pembelajaran sekarang harus memulai dari sektor yang paling bawah yaitu SISWA. Semua yang ada di anak merupakan modal untuk memulai pembelajaran. Kebebasan dan keindahan akan menimbulkan kesenangan yang sangat bergairah untuk menuntut ilmu.
Dari kesadaran dan kemampuannya, anak bisa belajar dengan cara yang terbaiknya sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakatnya.
Setelah anak tahu akan dirinya, anak akan belajar tanpa disuruh dan bekerja keras tanpa diawasi.
Kesenangan dan kebebasan merupakan faktor utama dalam kesuksesan belajar.

Tidak ada komentar: