[ jAWA pOS Sabtu, 07 November 2009 ]
JAKARTA - Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia sepakat mengintegrasikan ujian nasional (unas). Dengan demikian, unas menjadi tiket masuk PTN. Kebijakan tersebut dianggap sebagai reformasi pendidikan jilid kedua. Mendiknas telah memberikan rambu-rambu terkait kebijakan tersebut.
Mendiknas M. Nuh mengatakan, pengintegrasian unas tidak bermaksud untuk menghapus seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Tapi, itu bertujuan mengintegrasikan ujian dari jenjang pendidikan SD hingga perguruan tinggi (PT). ''Kalau ujian SD bisa dipakai masuk SMP, terus ujian SMP bisa untuk masuk SMA, mengapa ujian SMA tidak bisa digunakan untuk masuk PT? Hanya, memang lebih ketat,'' ujar Nuh di Depdiknas kemarin. Karena itu, dia meminta PTN merumuskan ujian tersebut.
Dia menjelaskan, jika membahas polemik seputar unas, tidak akan ada selesainya. Karena itu, yang harus dilakukan ialah memperbaiki sistem ujian tersebut. Jika unas kredibel, hasilnya bisa digunakan untuk masuk PTN. Karena itu, pelibatan perguruan tinggi dalam pelaksanaan unas bakal dilakukan lebih jauh.
Ketua SNM PTN Haris Supratna mengatakan, para rektor PTN seperti ITB, Unair, Unesa, ITS, Unram, dan UNY telah berkumpul dan membahas persoalan itu kemarin malam. Hasilnya, mereka sepakat mengintegrasikan hasil unas. Dengan demikian, mulai 2010 unas bisa dijadikan syarat masuk PTN.
''Memang, tadi malam (kemarin malam, Red) tak semua PTN hadir. Tapi, PTN yang tidak hadir sudah menyatakan persetujuannya,'' jelas Haris. Contohnya, UI, UGM, dan sejumlah PTN lain sudah menyetujui kebijakan tersebut.
Sebelumnya, kata Haris, pengintegrasian unas dibahas melalui pertemuan para rektor saat mengevaluasi hasil SNM PTN di Bali beberapa waktu lalu. Ketika itu, belum ada keputusan final soal masalah tersebut. Namun, saat ini Mendiknas sudah memberikan rambu-rambu bahwa pengintegrasian unas bisa dilakukan. ''Tak perlu menunggu hingga 2012 seperti rencana semula,'' ujarnya.
Agar kredibilitas unas lebih terjamin, penyusunan naskah soal bakal dilakukan guru dan PTN. Selain itu, beberapa aturan dan kebijakan dalam unas bakal diperbaiki. Dengan demikian, imbuh Haris, ada upaya memperbaiki dan memperkecil kecurangan dalam unas. ''Kalau hasil unas kredibel, tentu PTN tidak keberatan jika hasilnya dijadikan masuk instansi mereka,'' terang rektor Unesa itu. (kit/oki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar