Rabu, Desember 10, 2008
QURBAN MAKAN KORBAN
Niat baik untuk meratakan sebagian rejekinya kepada orang lain berupa daging terutama pada kaum dhuafa dan miskin atau yang tergolong kurang mampu memakan korban. Korban tak sadarkan diri demi segumpal daging dalam antrean di Kota Madiun menambah sederetan peristiwa yang memilukan. Masih terngiang di telinga kita 21 manusia meregang nyawa ketika antre menerima Zakat Syaikon di Kota Pasuruhan.
Profil ini menunjukkan bagaimana kondisi bangsa kita yang senang akan kegratisan. Pendidikan gratis juga merupakan ikon pemerintah kita, walaupun didalmnya juga menyesatkan, karena menghambat lajunya kualitas pendidikan. Akhirnya Orang kita pada senang dengan kepasrahan, sehingga memasrahkan tangannya berada di bawah (meminta-minta, bukannya senang dengan tangan di atas yang berarti suka memberi dan menolong.
Budaya suka memberi dan menolong harus diikuti oleh kata hati ikhlas. Kalau kita tidak ikhlas berarti kita masih diperbudak oleh harta kekayaan. Kalau manusia sudah diperbudak harta, kehidupannya selalu dilingkupi harta benda. Tanpa harta berarti mereka tidak akan hidup.
Dengan berqurban kita usahakan bisa mengingatkan kita untuk berbagi rasa atau imphati dengan orang yang kurang beruntung.Dalam Alquran “Sesungguhnya Kami telah memberimu (hai Muhammad)nikmat yang banyak. Maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelilah (hewan korban)”. (QS.108/Al Kautsar:1-2).
Bagaimana dengan dunia pendidikan kita? Di dunia pendidikan seorang anak didik sudah dilatih untuk berqurban dengan urunan bersama, juga tidak kalah serunya para guru untuk bersama-sama berqurban dengan temannya.
Jadi latihan berqurban harus sedini mungkin dikenalkan dan diterapkan pada anak-anak, agar menjadi generasi yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, keluarga dan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar