Social Icons

http://www.youtube.com/user/MrEdysiswanto?

Jumat, November 14, 2008

PERLUNYA GURU MENGINTIP PELAYANAN PRAMUNIAGA

I. LATAR BELAKANG
Merebaknya berbagai mall, supermarket, depertemen store dll. membuat kehidupan nampak modern. Kalau kita pergi ke sanan juga ke rumah makan (KFC) dll. kita menemui kehidupan yang sangat berharga bagi dunia kita. Sebagian kehidupan itu bisa kita ambil untuk senjata mengahadapi murid, sehingga membuat anak didik betah di ajar seorang guru. Karena yang dihadapi sama-sama insan/manusia antara guru dan pramuniaga mempunyai kesamaan dalam pelayanan. Penulis akan memberikan sedikit kondisi/wacana yang bisa kita ambil dari bentuk pelayanan pramuniaga.
II. PELAJARAN DI MALL/SUPERMARKET
Kalau kita perhatikan dangan seksama banyak kegiatan atau pelajaran yang kita peroleh dari kehidupan di mall/supermarket, yang mungkin bisa kita terapkan di depan kelas. Kalau guru berhadapan dengan murid sedangkan pramuniaga berhadapan dengan pelanggan. Pelajaran yang bisa kita terapkan antara lain:
A. Penampilan.
Orang yang hidup di perkotaan akan sudah tidak asing lagi, kalau melihat praminiaga, pramusaji, pegawai bank dan selles yang berkeliaran dengan penampilan rapi dan berpakaian serasi, sikap yang ramah dan bersahabat, ekspresi wajah yang selalu mengumbar senyum dikulum. Seumpama perilaku guru seperti itu dengan baju berdasi masuk ke dalam kelas, nampaknya akan membawa perubahan besar pada suasana kelas maupun diri si anak. Dampaknya mereka akan selalu tertarik terhadap kita, sehingga pelajaran yang kita sampaikan akan terkesan dan mudah diterima, bukankah guru bak artis yang sedang akcting didepan para penggemarnya.
B. Berbicara.
Tutur kata yang halus dan selalu menawarkan jasa membuat komunikasi bisa hidup dan menimbulkan percakapan yang hangat. Sapaan mereka yang selalu dimulai dengan kalimat apa yang dapat bisa saya bantu, mari kita tunjukkan dsb pelanggan merasa dihargai dan kepuasan ada pada konsumen. Kondisi ini minimbulkan image anak merasa tidak diperintah tetapi kita ajak, sehingga kita ikut terlibat di dalamnya. Coba cermati kata-kata ini. “anak-anak besok masuk jam 7 jangan sampai telat” dengan “ mari anak-anak kita berangkat pagi supaya tidak telat” (Jawa Pos, Jumat Tgl. 23 Mei 2003). Keterlibatan kita sangat dinanti anak untuk ikut berkecimpung di dalamnya.
C. Kesehatan.
Penampilan yang enerjik yang selalu mereka bawakan membuat kelihatan mereka seperti olah ragawan yang tidak mengenal lelah, sehingga pelangganpun tidak bosan berbicara dengan para pramuniaga. Kalau kita begitu masuk kelas sudah nampak lesu dan kurang tenaga, dengan seringnya kita menguap di depan kelas, anak - anak akan kurang tertarik terhadap penampilan kita, sehingga perhatian anakpun akan berkurang dan pelajaranpun akan hambar.
D. Menghargai Pelanggan.
Penghargaan terhadap pelanggan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang harus dilakukan untuk membuat para pelanggan kembali lagi membeli produk yang mereka jual. Sedangkan guru harus juga memberikan penghargaan berupa apa saja, baik berupa ucapan maupun nilai. Penghargaan tidak harus berupa uang tetapi ucapan/pujian : bagus, baik, terima kasih, perlu ditingkatkan, waqlaupun siswa menjawab salah atau melakukan kekeliruan, diharap para guru memberikan tanggapan yang bisa menumbuhkan kepercayaan anak untuk bisa mengerjakan kembali sampai benar. Kalau sudah kita berikan penghargaan, anak akan mengulangi atau menciptakan prestasi lagi di hari lain, dengan harapan mendapat medalai lagi.
E. Selalu Berpikir Positif
Seorang pramuniaga selalu menganggap pembeli adalah raja, yang harus kita layani dengan baik, dengan harapan diakhir pertemuan mereka akan tertarik untuk membelinya. Demikian juga seorang guru jangan sekali-kali meremehkan kemampuan seseorang anak. Mari kita berpikir bahwa semua anak mempunyai kemampuan untuk bisa maju dan berkembang mencari jati diri demi masa depan. Jangan sekali kita melayani siswa dengan pikiran, bahwa siswa Si A tidak bisa menjawab dan kita lempar ke Si B yang pasti bisa. Dalam pikiran kita, walaupun Si C kemungkinan belum bisa menjawab, namun perlu kita coba untuk diberi pertanyaan sehingga mereka merasa diperhatikan.
III. KESIMPULAN
Wahai guru mari kita perlu sekali – kali merenung bagaimana perubahan yang substansial yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang dulunya dikuasai negara (BUMN) sekarang berubah menjadi PT, sebut saja PT Pos, Bank dan sejumlah perusahaan yang diswastanisasi, membuat gaya yang menarik untuk ditiru yaitu bentuk “pelayanan yang mengutamakan kepuasan kepada pelanggan”.
Kita masih teringat bagaimana garangnya seorang perawat terhadap pasien dan acuhnya kalau kita mau memasang jaringan telkom. Mereka berprinsip menjemput bola bukan menanti bola datang baru ditendang. Pelayanan itu cocok kalau yang dihadapi berupa barang bukannya orang yang perlu berkembang dan kasih sayang.
Rontoknya si umar bakrie dijaman sekarang oleh gemerlapnya kemajuan tehnologi yang begitu cepat, sehingga membuat si umar bakrie tertatih-tatih mencoba untuk mencari jati diri berupa pengakuan untuk membuat anak didik senang, aman, tenteram, mudah menerima pelajaran, bertemu guru sangat diridukan, sering bertanya kalau ada persoalan, betah di sekolah, jauh dimata dekat dihati dan terbentuklah seorang “guru tidak kemana – mana, tetapi ada di mana – mana”.
Alangkah indahnya seorang guru selalu menjadi idola murid, walaupun jauh dimata,tetapi tetap dekat dihati.

Tidak ada komentar: