Merdeka Belajar yang Sesungguhnya: Menemukan Jati Diri dari Rumah

 

Saat ini dunia pendidikan sedang mengalami transformasi besar. Pandemi memaksa guru, siswa, dan orang tua melaksanakan pembelajaran dari rumah. Namun, justru di balik keterbatasan ini, lahir sebuah kesempatan emas: belajar yang benar-benar merdeka.

Merdeka belajar bukan sekadar memberikan tugas, melainkan memberi ruang kebebasan bagi anak didik untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakatnya. Setiap anak memiliki jalannya sendiri. Ada yang senang memasak, maka kegiatan memasak bersama ibu bisa menjadi sarana belajar. Ada yang rajin merawat tanaman, kelak mereka bisa tumbuh menjadi calon ahli pertanian. Anak-anak yang gemar bermain gim bisa diarahkan menjadi kreator digital, programmer, atau desainer. Bahkan yang gemar merapikan rumah pun sedang berlatih manajemen sejak dini.

Inilah hakikat merdeka belajar: setiap aktivitas anak di rumah, sekecil apa pun, bisa menjadi pembelajaran bermakna. Membantu orang tua, merapikan tempat tidur, mencuci tangan, berwudhu, hingga menunaikan salat, semuanya adalah bagian dari proses pendidikan. Dari kegiatan sederhana itu, anak belajar tentang tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, agama, olahraga, hingga kepedulian sosial.

Guru berperan sebagai fasilitator, bukan lagi penguasa kelas. Tugas mereka adalah membuka jalan agar anak-anak dapat mengekspresikan diri, menemukan potensi, dan merasakan bahwa belajar adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.

Dengan cara ini, pembelajaran dari rumah justru menjadi ruang merdeka untuk menumbuhkan jati diri anak. Pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas, melainkan hadir di setiap aktivitas sehari-hari.


Komentar