Langkah ini semakin kuat ketika hadir putra daerah yang bergerak di dunia penerbitan, Telaga Ilmu, yang berkomitmen menerbitkan 1.000 buku ber-ISBN secara gratis. Ibarat pepatah Jawa “tumbu ketemu tutup”, duet Hujan Buku dan Telaga Ilmu membuat pergerakan literasi Magetan melaju lebih kencang.
Bupati Literasi dan Segitiga Emas
Tidak lama kemudian, Magetan dipimpin oleh Dr. Drs. Suprawoto, SH, M.Si, seorang bupati yang juga “gila literasi”. Dari sinilah lahir segitiga emas literasi: pegiat (Hujan Buku), penerbit (Telaga Ilmu), dan pemerintah (Bupati Literasi).
Perpustakaan daerah disulap menjadi ruang ramah dan inspiratif. Pada peresmiannya, Kepala Perpusnas RI, Drs. Syarif Bando, M.M., mengapresiasi karya anak Magetan yang mencapai 450 judul buku. Atas prestasi itu, Magetan mendapat hadiah berupa Rumah Literasi senilai 10 miliar rupiah pada tahun anggaran 2021.
Dari Magetan ke Mataraman
Rumah Literasi yang berdiri megah di lereng Gunung Lawu menjadi simbol bahwa literasi bukan sekadar wacana, melainkan gerakan nyata. Semangat ini lalu merambah ke wilayah Mataraman—Pacitan, Kabupaten Madiun, hingga Kota Madiun.
Bahkan, Menteri PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., melalui Asdep PAUD, DIKDAS, dan Pendidikan Masyarakat, Femmy Eka Kartika Putri, memberi apresiasi tinggi kepada para kepala daerah yang peduli pada literasi di wilayah masing-masing.
Kota Madiun kemudian bangkit menjadi sentra literasi Mataraman, dengan dukungan Bakorwil Madiun yang meliputi 11 kabupaten/kota: Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Kota/Kabupaten Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Kota/Kabupaten Kediri, dan Nganjuk.
Pandemi Justru Menyalakan Api Literasi
Pandemi Covid-19 yang semula dianggap penghambat, justru memantik semangat. Dari rumah masing-masing, ratusan guru dan kepala sekolah mengikuti Bintek Daring Ayo Menulis Buku I, yang berhasil menghimpun lebih dari 300 peserta.
Gerakan ini berlanjut di Nganjuk dengan Ayo Menulis Buku II, bahkan merambah ke Himpaudi dan IGRA di Kota Madiun dengan target menulis 1.000 buku Mataraman di tahun 2020.
Gebyar Literasi Mataraman 28 Juli 2020 menjadi puncaknya, dengan 700 buku dipamerkan—sebagian besar karya anak Magetan. Saat itu pula, Dr. Gatot Gunarso dinobatkan sebagai Bapak Pegiat Literasi Mataraman oleh Kepala Perpusnas.
Menuju Jawa Timur Provinsi Literasi
Gerakan literasi Mataraman yang digawangi oleh Drs. Liluk Dwi Muljanto, M.Pd. (Ketua APSI Madiun) kini menjadi pemantik lahirnya Jawa Timur sebagai Provinsi Literasi. Harapan ini ditegaskan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur saat Bintek Ayo Menulis Buku II di Nganjuk.
Dari Magetan yang memulai langkah, mengalir ke Mataraman, lalu merambat ke seluruh Jawa Timur, hingga akhirnya menjadi barometer literasi nasional.
Gelinding Bola Literasi
Dari sebuah pertemuan kecil pegiat literasi di Magetan, lahirlah sebuah gelombang besar yang kini menggema di Jawa Timur. Literasi yang awalnya seperti bola kecil, kini menggelinding deras tanpa henti.
Semoga dari lereng Lawu, gema literasi terus membahana ke seluruh penjuru negeri—mewujudkan Jawa Timur sebagai Provinsi Literasi dan Indonesia sebagai bangsa pembelajar sepanjang hayat.

Komentar