Monas Memanggil Komunitas Hujan Buku Magetan


 

Monas Memanggil Komunitas Hujan Buku Magetan

Di tengah gegap gempita Festival Panen Buku Jakarta, terselip satu nama yang begitu membanggakan: Komunitas Hujan Buku Magetan. Sebuah komunitas literasi yang lahir di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kini menjadi perhatian nasional karena dedikasinya dalam menggerakkan budaya baca dan tulis dari desa ke ibu kota.

Awalnya, Hujan Buku hanyalah kumpulan para pegiat literasi yang memiliki semangat besar untuk menulis dan berbagi ilmu. Namun dari semangat itulah lahir tonggak sejarah baru: lebih dari 450 judul buku dengan ISBN resmi berhasil ditulis oleh para penulis lokal Magetan—dicetak dan diterbitkan secara gratis oleh penerbit Telaga Ilmu. Sebuah pencapaian luar biasa yang belum tentu bisa dicapai oleh kota besar sekalipun.

Gerakan masif ini kemudian menarik perhatian Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (Arpusnas). Melihat potensi dan dampak positif dari pergerakan ini, Arpusnas menghibahkan anggaran senilai 10 miliar rupiah untuk pembangunan Graha Pusat Literasi di Kecamatan Plaosan, Magetan. Fasilitas ini menjadi pusat pembinaan literasi dan menjadi simbol kebangkitan literasi dari daerah.

Dengan pusat literasi yang kuat dan jaringan pegiat yang solid, literasi Kabupaten Magetan pun merambah ke berbagai daerah di Jawa Timur. Bahkan, pergerakan ini menjalar hingga ke tingkat nasional, seakan-akan membalik arus dari biasanya: bukan Jakarta yang menginspirasi daerah, melainkan daerah yang kini menginspirasi Jakarta.

Kini, panggilan Monas bukan sekadar undangan biasa. Jakarta seolah memanggil kembali akar semangat yang dahulu tumbuh dari lereng Gunung Lawu. Komunitas Hujan Buku Magetan hadir bukan sebagai tamu, tetapi sebagai pelopor perubahan literasi yang nyata.

Festival Panen Buku Jakarta pun menjadi saksi bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tempat yang sederhana. Magetan membuktikan bahwa literasi bukan milik kota besar saja, melainkan milik semua yang berani bergerak dan menulis sejarahnya sendiri.


Komentar

Suparno Muhammad mengatakan…
Hebat tokoh Magetan berkarya
Study For a Better Life mengatakan…
Ayo digalakkan lagi bopo